PERCAKAPANKU DENGAN TUHAN ( 1 )

Sekedar cerita untuk direnungkan.
Untuk kalangan sendiri.
Sebelum aku sampai di sini dan duduk menuliskan ini, aku sering bertanya-tanya dengan hati nuraniku, dengan Rohku, dengan suara hatiku. Dari rasa keingintahuanku akhirnya banyak sekali jawaban-jawaban yang kudapatkan. Pertama kali kutanyakan, "Apakah Engkau ada?". Aku ada dan selalu Aku ada. Berada dimana? Bersama dirimu. Apakah kamu juga bersama dengan orang lain? ya dan tidak. Mengapa bisa ya dan bisa tidak?janganlah Engkau membuat aku bingung...Aku bersamamu jika kamu menganggap-Ku ada dan Aku jauh jika kamu lupa akan Aku. Engkau menjauh dariku? Tidak! Maksudnya? Aku tetap! tidak kemana-mana, kamulah yang menjauh dari-Ku. Aku berpikir jika Engkau bersama aku dan bersama orang lain bukankah engkau lebih dari satu? Tidak, Aku tadi sudah berkata Aku tetap!, tidak kemana-mana , kamulah yang menjauh. Oh, aku punya sedikit gambaran. Ya, Aku sudah tahu. Aku mempunyai banyak pertanyaan, tetapi aku harus mulai dari mana? Aku ingin mengenal-Mu lebih dalam lagi, apakah Engkau sudi menjawabnya? Bertanyalah, semuanya akan Ku-jawab. Semua? Ya semua yang bisa kamu tanyakan. Kalau semua bisa Engkau jawab berarti tidak ada yang namanya misteri? Tidak ada yang namanya misteri, hanya kamu sendiri mampu apa tidak menerima jawabannya dan kamu mampu tidak untuk bertanya. wah jawaban-Mu mulai menyeramkan. menyeramkan? bukankah ini mengasyikan? Aku mulai takut. Apakah Aku menakutkan? Takut salah bertanya. Bertanyalah apa yang mampu kamu tanyakan saja. Aku ingin bertanya tentang kebenaran dulu, apakah Engkau membuat aturan? Tidak. Aku hanya menciptakan sistem dan sistem ini berjalan berdasarkan hukum sebab akibat. maksudnya? Aku sudah mengatakan diawal. Yang mana? Aku sudah memberikan contoh tadi. Jadi aku berbuat sesuatu aku pasti akan mendapatkan sesuatu, dan dapat menghasilkan banyak juga. Jika berbuat negatif akan menghasilkan yang negatif, jika berbuat positif maka akan menghasilkan sesuatu yang positif. Itu tergantung dari penilaianmu. Kok bisa? Karena penilaian manusia berbeda-beda. Iya ya.. kadang aku melakukan sesuatu yang menurutku baik dan benar tetapi ada yang mencibir bahkan menganggapku aneh, karena tidak sesuai dengan kebiasaan pada umumnya atau yang lebih parah menganggapku sesat, hahaha... lalu aku harus bagaimana? Apa aku tetap melakukan yang menurutku benar atau diam saja atau melakukannya secara diam-diam? Aku lebih suka melakukan apa yang menurutku benar. Bertanyalah kepada-Ku sebelum kamu melakukan sesuatu, karena jawabannya banyak pilihan. Maksudnya? Kamu mau melakukan yang benar apa yang baik? Apa bedanya? Kalau benar artinya kamu mengikuti sistem-Ku. Kalau baik? Itu artinya mengikuti aturan dan kebiasaan manusia yang telah kamu ciptakan. Bukan aku yang menciptakan kebiasaan itu tetapi nenek moyangku. Tetapi sayangnya kamu lebih mengikuti itu. Karena aku bermasyarakat, dan aku tidak mau hidup sendiri. Apa Aku mengharuskan kamu mengikuti sistem-Ku? Aku tidak pernah menyuruh. Apa keuntungannya mengikuti sistem-Mu? jika aku mengikuti bukankah justru aku dikucilkan? Kamu punya akal dan budi, gunakanlah itu. Iya ya...kenapa tidak terpikirkan olehku? Kadang aku melihat orang lain kesusahan atau seperti menderita dalam hal finansial lalu aku membantunya, lalu bagaimana jika ada orang yang seperti itu sedangkan diriku sendiri hidupnya juga pas-pasan? apa yang sebaiknya aku lakukan? Diam saja? membantunya dengan jalan aku pinjami? atau bagaimana? Kebutuhanmu sudah tercukupi? Belum. Jangan bodoh. Baiklah aku mengerti, bantuan tidak harus berwujud materi. Ada satu pertanyaan lagi, kali ini tentang penyakit. Apakah Engkau yang menciptakan? Bukan. Aku menciptakan semua baik adanya. Lalu siapa yang membuat? Buah dari kebodohanmu sendiri. Kamu merusak sistem-Ku yang ada pada dirimu. Sistem-Ku hanya Ku-buat untuk menerima segala sesuatu yang benar. Jadi aku memakan sesutau yang merusak onderdil tubuhku sendiri. Semuanya sudah Ku-sediakan, kamu justru merusaknya. Mengapa kebanyakkan manusia menganggap itu cobaan dari-Mu?padahal itu karena kesalahannya sendiri? Itu karena kamu dijejali oleh pemahaman dari nenek moyangmu yang tidak mengenal Aku. Iya, dan Engkau sendiri dijadikan biang keroknya, mengapa Engkau tidak marah karena disalahkan oleh mereka? Mengapa kamu belum mengenal Aku? dan belum paham juga? Oh iya saya lupa. Hukum sebab akibat! mereka sudah mendapatkan akibat dari perbuatannya. Lalu apakah Engkau bisa menyembuhkan penyakit tersebut? Semua penyakit bisa disembuhkan. Caranya bagaimana? Perbaiki sistem-Ku. Bagaimana cara memperbaiki sistem-Mu? Aku ingin semua manusia itu sehat-sehat, semua tidak berpenyakitan. Aku punya saudara yang gagal ginjal. Bagaimana cara menyembuhkannya? Banyak yang harus dilakukan. Apa yang seharusnya di lakukan? Banyak. Antara lain? Mengapa kamu ingin mendapatkan penghargaan dari manusia? Sedikit kok.. Kelihatannya banyak. Yah.. baiklah nanti aku pupus perlahan-lahan keinginan itu. Saat ini aku hanya ingin saudaraku sembuh. Benarkah? Iya deh aku ingin dianggap oleh saudaraku itu, tapi maukah Engkau membantuku untuk hal ini? Bersihkan semua keinginanmu dulu. Mengapa? Apa ada yang salah dengan saya?Kalau dirimu tidak bersih kamu akan kesulitan menerima atau memahami apa yang akan Ku-katakan. Apakah obatnya susah untuk didapatkan? Bisa ya bisa tidak, semua tergantung dari niatmu. Bisakah Engkau katakan sekarang? aku sudah tidak sabar mengetahuinya. Apa sajakah obatnya tersebut? Banyak, yang paling utama adalah penuhilah dirimu dengan Roh-Ku. Caranya bagaimana?berdoa terus menerus? Tidak. Lalu harus bagaimana? Percayalah pada-Ku saja dan percayalah Aku bersamamu. Memangnya ada kekuatan lain? Ada. Apa itu? Buah dari imajinasimu. Contohnya? Kamu menamainya setan atau iblis atau sejenisnya. Jadi itu semua hasil dari imajinasiku? Lalu kenapa Engkau tidak memberitahukan semua itu kepada semua orang? Mereka menganggap itu hal yang biasa, pergi ke dukun untuk minta ini itu. Itulah pemahaman nenek moyangmu yang keliru, mereka tidak mengenal-Ku. Saya akan kembali ke pokok permasalahan tadi, apakah dengan percaya saja? Tidak. Percaya yang bagaimana? Percayalah bahwa Aku ada dan selalu Aku ada dan percayalah bahwa Aku bersama dirimu. Apakah aku kurang percaya? Kurang. Kurang yang bagaimana? Kalau kamu percaya pasti kamu takut untuk berbuat yang tidak benar. Selama ini aku sangat percaya? Benarkah? Kadang-kadang hehehe... saya lupa kepada-Mu karena saya lagi konsentrasi dengan rutinitasku. Sertakan Aku biar kamu terarah dan takut untuk berbuat salah. Tapi saya sering lupa. Itulah kamu. Maukah Engkau memaafkan aku? Untuk apa? Karena aku sering lupa bahwa Engkau ada. Kamu sudah mendapatkan akibatnya. Iya benar, aku sudah merasakannya, setiap pekerjaanku terkadang salah atau tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Kok sepertinya sulit sekali ya, menyertakan Engkau dalam setiap gerak hidupku. Karena kamu larut dalam duniamu. Bisakah kita kembali lagi?  Lalu apalagi yang harus kuperbuat? Lakukanlah segala sesuatu dengan benar. Benar yang bagaimana? Benar yang menurut penilaian-Ku bukan berdasar kebenaran di mata manusia. Bisakah memberiku contoh? Makanlah sesuatu yang tidak memperparah ginjal. Lalu bagaimana dengan obat dari dokter? Carilah obat yang tidak membebani kerja ginjal. Caranya bagaimana? Tanyakanlah kepada-Ku. Maksudnya obat yang dari dokter saya tanyakan satu persatu mana yang tidak membebani kerja ginjal? Ya. Lalu apalagi yang harus dilakukan? merubah pola pikir. Contohnya? Positif thinking. Terus apa masih ada? Banyak. Apa saja itu? Kasihilah sesama mahluk hidup. Kalau yang ini mengapa mahluk hidup? bukan sesama manusia? Aku menciptakan semua ini untuk kamu manfaatkan saja, dan untuk membantumu dalam memenuhi kebutuhanmu. Lalu bagaimana dengan mereka yang malah memakannya? apakah mereka itu telah melakukan dosa? Aku sudah mengatakan kepadamu bahwa mereka sudah mendapatkan akibatnya. Salah satunya saudaraku itu? Itu salah satu contohnya. Mengapa dulu Engkau tidak memberitahukannya kepada nenek moyangku? sehingga semuanya bisa selamat? Sudah. Kalau sudah mengapa aturan maupun kebiasaan itu masih ada? Karena mereka tidak percaya. Lalu apalagi obatnya? Kamu sudah memahami semua? Sudah. Benarkah? Emmmm.. bisakah Engkau memberi contoh biar aku lebih mudah memahaminya. Yang mana? Melakukan segala sesuatunya dengan benar. Siap melakukan yang benar? Siap. Resikonya besar. Tidak salahnya mencoba bukan? Kenapa coba-coba? Lha aku harus bagaimana? Kalau ya katakan ya, kalau tidak katakan tidak. Maksudnya jangan setengah-setengah? Tetapi jika itu menghancurkan saya bagaimana? Aku sudah mengatakan bahwa banyak pilihan. Jika yang terbenar menghancurkan hidupmu lakukan yang agak benar, kalau resikonya masih besar, lakukan yang terbaik. Engkau sendiri mengatakan kalau baik itu hanya benar dimata manusia bukan benar menurut penilaian-Mu. Memang. Lalu apa hasilnya? Kamu tidak akan mendapat apa-apa, hanya penghargaan dari manusia yang kamu dapat. Lalu untuk apa saya berlaku benar? Kamu akan mendapat banyak dari-Ku. Apa saja itu? kalau boleh saya tahu. Pengertian. Hanya pengertian? Tidak. Apalagi? Pemahaman. Terus? Kebijaksanaan. Apalagi? Mengapa kamu mengharapkan dunia? Hahahaha saya lupa kalau Engkau bersamaku. Maafkan aku. Untuk apa? Atas jiwaku yang kuat. Kendalikan itu karena akan menghambatmu. Dia memang paling sering mendominasi, ya karena aku hanya manusia yang lemah. Mengapa kamu selalu berlindung dibalik ajaran itu? Itulah salah satu ajaran nenek moyangmu yang keliru. Yang mana? Kenapa kamu lupa lagi? Aku menciptakanmu secitra dengan-Ku. Maaf... Untuk apa? Secara tidak langsung menganggap-Mu lemah. Aku sering mengatakannya bahwa kamu sudah mendapatkan akibatnya. Lupa lagi? Hari ini begitu banyak yang telah aku dapatkan mataku sudah mengantuk, bisakah dilanjutkan lagi besok? Aku ada dan selalu Aku ada. Saya mohon sudilah Engkau kiranya menjagaku disaat aku tidur dan juga rumahku serta semua isinya. Jangan bodoh. Lho apa aku salah mengucapkan kata-kata itu? bukankah itu sebuah doa? Pakailah nalar serta akal budimu. Sekali lagi saya minta maaf. Untuk apa? Secara tidak langsung menganggap Engkau pembantuku, sekuritiku, lalu aku harus bagaimana? Oh aku tahu, mengunci pintu jendela dan lain-lain, lalu apalagi mungkin ada yang terlewat dariku? Lihat apakah ada orang yang berniat jahat terhadapmu, apakah rumahmu target para rampok. Caranya bagaimana? Bertanyalah pada-Ku. Baiklah apakah ada orang yang berniat jahat terhadapku dan keluargaku? Tidak. Apakah rumahku target para rampok? Tidak. Terimakasih atas semua ini, bersama-Mu membuat hatiku tenang, damai, nyaman dan sukacita. Oh iya besok saya akan kedatangan seorang pejabat, aku harus bagaimana dalam menyikapinya? Lihat tujuan dan maksud kedatangannya. Dia mau melihat-lihat usaha saya dan mau membantu saya dengan memberi tambahan modal untuk usaha saya. Kamu mau? Sangat mau karena jasanya sangat ringan dengan begitu saya dapat membantu orang lain dengan ikut bekerja ditempat saya. Buatlah dia percaya kepadamu. Oh itu sangat mudah. Jangan menjilat. Iya saya tahu. Jangan memberi imbalan. Kenapa? Aku ikhlas memberikannya untuk dia karena tanpa dia saya pasti tidak akan mendapat pinjaman yang begitu murahnya. Untuk apa? tadi sudah Ku-katakan jangan menjilat! tapi itu terserah kamu, semua adalah pilihan. Baiklah akan saya pikirkan apa yang terbaik untuk dia sebagai ucapan terimakasihku. Saya tahu bahwa bukankah lebih benar jika uang itu untuk diberikan kepada orang lain yang sangat membutuhkannya. Kini kamu mulai mengerti. Lalu bagaimana caranya agar aku tepat sasaran dalam membantu seseorang? Kamu lupa lagi?Bertanyalah pada-Ku. Ada dua orang yang menurutku butuh bantuan apakah mereka tepat? apakah harus saya berikan jumlah yang sama? rumahnya dibelakang rumah dan yang satunya di depan rumah saya. Yang didepan rumahmu sepertiganya dari yang akan kamu berikan. Lho kok bisa kenapa? saya tahu kehidupannya setiap hari begitu menderitanya dibandingkan dengan yang dibelakang rumah saya. Kamu belum tahu siapa dia. Hatinya masih jauh lebih baik yang dibelakang rumahmu, dan dia sebenarnya lebih kekurangan. Tapi??..Semua terserah kamu karena semua itu adalah pilihan, Aku menjawab apa yang kamu tanyakan, katamu mana yang tepat sasaran. Nggak jadi tidur? Rasa kantukku hilang. Masih memikirkan itu? Iya. mengapa penilaian manusia dengan-Mu sangat berbeda? Manusia hanya melihat dari luarnya sedangkan Aku melihatnya dari dalam. Mengapa semua orang tidak memahami bahwa Engkau ada, bahkan sering melakukan tindakan yang tidak benar? Mereka tidak mengenal-Ku. Mereka hanya manis dibibir. Coba sekarang nilailah dirimu sendiri. Memang kuakui aku sering melupakan-Mu. Contoh lima langkah keluar dari pintu gereja pikiranku sudah lupa bahwa Engkau bersamaku. Banyak sekali rencana-rencana yang akan kulakukan dan aku lupa aku harus menyertakan-Mu dalam setiap gerak langkah hidupku. Ya itulah kamu. Memang dunia ini benar-benar menggiurkan terkadang untuk mendapatkannya saling sikut, saling menjatuhkan, mengorbankan orang lain. Orang yang seperti itu nanti matinya bagaimana? Kamu belum siap menerima jawabannya. Kenapa? Dasar-dasar pemahamanmu masih kurang. Apakah itu terlalu berat bagiku? Sangat. Baiklah untuk yang ini saya tunda dulu, sebenarnya saya ingin tahu kehidupan setelah mati, saya ingin mengetahuinya secara langsung dari-Mu karena antara orang yang satu dengan yang lain berbeda-beda pemahamannya. Itu akan kamu dapatkan nanti setelah dasar-dasar pemahamanmu kuat. Apakah berbeda atau kurang dari apa yang sudah tertulis? Belum saatnya. Baiklah, mengapa Engkau tidak menunjukkan kekuasaan-Mu? Sudah. Tetapi mengapa manusia masih tetap ada yang berlaku tidak benar? kadang tokoh-tokoh gereja pun ada yang berlaku tidak benar? mereka mencari keuntungan sendiri? atau kebanyakan mereka ingin menjadi yang terbaik didalam gereja atau merasa dirinya yang paling, bahkan ada yang merasa "ini lho aku, kalau tidak ada aku kalian bukan apa-apa". Mereka tidak mengenal-Ku. Aku harus bagaimana dengan orang-orang yang seperti itu? Biarkan saja, semua adalah pilihan. Tapi itu membuatku jengah. Apa kamu mau merubahnya? Kalau bisa. Aku memberikan kebebasan yang penuh kepada semua mahluk, kamu mau mengikuti sistem-Ku apa tidak? kalau mau mengikuti maka berlakulah benar dalam setiap gerak hidupmu. Apakah Engkau tidak pernah mengingatkan manusia apabila dia akan berbuat tidak benar? Setiap waktu. Mengapa masih mereka lakukan? Manusia lebih suka kedagingan daripada roh. Daging lebih kuat dari roh jika hidupmu hanya untuk mementingkan daging. Saya pernah mengalami menemukan dompet, dan isinya sangat banyak, disitu saya berkecamuk dengan diri saya apakah saya ambil atau saya kembalikan. Apakah waktu itu Engkau hadir disitu? mengingatkanku? Ya. Dan? Kamu tidak mendengarkan Aku. Kamu memilih yang salah meskipun kau anggap itu pilihan yang baik. Ya memang uangnya aku berikan untuk orang yang aku anggap memerlukan. Apa yang kamu dapat? Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dari mereka. Puas??? Menyesal sekali... karena ternyata uang itu sebenarnya akan dibelikan beras dan akan disumbangkan ke panti asuhan. Aku setiap waktu selalu mengingatkan kamu melalui sistem-Ku tetapi kamu tidak pernah mendengar. Kebebalan, kebodohan, kekerasan hati yang menyumbat telingaku sehingga aku tak dapat mendengar suara-Mu....................
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "PERCAKAPANKU DENGAN TUHAN ( 1 )"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top